Halaman

Minggu, 26 Januari 2014

RIDE IN PEACE



           Nova Arif Safaat bocah yang usianya baru genap 7 tahun pada 16 November 2013 kemarin, dan saya pun juga ga kenal dia apalagi keluarganya saya juga tidak kenal sama sekali. Tapi tiba-tiba public jadi tahu siapa dia, tapi kita tidak bisa melihatnya tertawa, menangis atau berbuat hal-hal nakal layaknya seusia dia. 

Karena pada 5 Januari 2014 sebuah Minivan parkir di tepi jalan dan sebuah Bus Pariwisata melaju kencang mengarah ke utara di KM 10 Jalan Palagan. Bus melewati minivan parkir itu dengan menghindar kearah kanan. Dimensi Bus yang besar mau tak mau memakan lajur lawan arah ketika dia mencoba melewati mini van parkir tersebut. Saat itu Nova Arif Safaat, pelajar kelas 1 SD sedang mengendarai sepedanya pulang dari kios Ibunya menuju arah selatan. Tabrakan pun terjadi ,semua orang yang melihat di sekitar tempat kejadian berlarian menuju lokasi. Namun naas, Nova sudah sudah tak lagi tertolong , pesepeda muda ini tewas seketika. 
Nova, adalah satu dari sekian banyak korban kecelakaan yang terjadi di Jalan. Namun sungguh ironis bahwa kejadian seperti yang dialami Nova terus menerus terjadi dan terulang. Di DIY sendiri, terhitung terjadi 2 kecelakaan dalam setiap harinya, dan tak sedikit dari insiden tersebut merenggut nyawa dari korbannya. Seringnya kecelakaan yang menyebabkan kematian justru dianggap lazim oleh masyarakat. Kebanyakan dari masyarakat beradaptasi dengan situasi ini dan menanggung konsekwensi pada “berbahayanya” lingkungan yang ada di luar rumah kita. (Mengutip dari facebook JLFR). 

Kesedihan pun turut dirasakan bagi sebagian teman-teman yang aktif dalam bersepeda entah itu individu maupun komunitas pesepeda, karena rasa solidaritas itu kami teman-teman semua merencanakan sebuah aksi sebagai rasa duka kita yang mendalam dan juga rasa keprihatinan kita terhadap pesepeda lainnya yang meninggal dijalanan, yang terekspose media maupun tidak. Berawal dari obrolan diangkringan inilah solidaritas kami mulai…


 Sumber foto : Daniel Suharta 

            Kemudian dari hasil obrolan itu munculah sebuah ide untuk membuat ghost bike, seperti di luar negeri ghosbike sering digunakan untuk mengenang mereka yang tewas dijalanan menggunakan sepeda mereka. Ghostbike ini akan kami letakkan di pertigaan jembatan kewek Jogjakarta. 



 Ini Om Daniel Suharta sengaja kami tunjuk sebagai pemimpin aksi ini hahahaa kerennnn om 

                                                Ini Om danil saat diinterview para jurnalis

 Ini adalah mas lilik perwakilan keluarga Nova, sekaligus kaka kandung Nova. 



Sumber foto : Udien Aee

            Latar belakang aksi ini adalah selain sebagai memperingati 7 harinya meninggalnya Dek Nova, sekaligus mengingatkan semua elemen masyarakat untuk mau peduli dan lebih waspada lagi. Perilaku orang dijalanan saat ini benar-benar sudah tidak seperti dulu lagi, semua ingin cepat semua orang tidak ingin terkena macet, yang dilakukan adalah ngebut, melanggar lampu lalu lintas. Ketika jaman kita kecil lampu merah artinya berhenti, hijau jalan, lampu kuning jalan pelan-pelan namun sekarang ini lampu kuning tancap gas sekencang-kencangya. Akhirnya apa ujung-ujungnya akan terajadi kecelakaan dan yang lebih naasnya lagi adalah ketika ada yang tewas dijalanan.
            
          Kita tentunya tidak mau hal itu terjadi pada kita, saudara kita atau siapapun orang terdekat kita. Ketika seseorang meninggal dikarenakan sakit, sudah tua, atau apapun yang itu ada alasannya kita bisa maklum. Tapi ketika kecelakaan di jalan, yang pagi tadi kita ketemu lalu siangnya sudah tidak bernyawa, atau itu terjadi kepada kita. Mungkin diantara kalian ada yang seorang ibu, ayah, yang kehadiran kalian selalu ditunggu dirumah. Pasti tidak ingin kan hal ini terjadi…so mari perbaiki kondisi psikologis pengendara semua pengendara bahkan. Karena percuma ketika kita safety tapi lalu kita ditabrak itu kan sama saja….

      Mengubah pola berpikir bahwa kecelekaan di jalan adalah hal yang wajar atau sebuah takdir,,,memang benar kematian adalah sebuah takdir yang selamanya tidak akan bisa hindari. Tapi kecelakaan dijalan bisa dikurangi atau bahkan tidak ada, ketika kita mau merubah pola berfikir kita. Bahwa berkendara lah dengan safety, saling menghargai pengendara lain, klakson tidak dengan emosi, tidak ada heandphone selama berkendaraan. Tingginya angka kecelakaan bisa dikurangi bahkan bisa tidak ada sama sekali amin. Karena saya percaya Jogja akan kembali nyaman 

                        KEMATIAN DI JALAN BUKAN LAH KEMATIAN YANG WAJAR 

Ini foto-foto pasukan kurang turu,,,dari orang orang selo inilah acara Sepeda Sunyi bisa berjalan lancar terima kasih teman-teman semuanya. Kalian luar biasa SemangART.... 

 Sumber foto : Daniel Suharta

 
 Makasih Kakak Udien Aee yang udah motoin 3 cewe kece ini hahahaha :)