Halaman

Rabu, 08 Oktober 2014

Belajar dari Makna Lirik Lagu LIR ILIR

Lagi belajar lagi arti dan makna dari tembang LIR ILIR karya Sunan Kalijaga...ini nih yuk disimak bersama.


Lir-ilir, lir-ilir 

Lir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini)..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.

Tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. 
Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.

Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi.  
Mengapa kok “Cah angon” ? Bukan “Pak Jendral” , “Pak Presiden” atau yang lain? Mengapa dipilih “Cah angon” ? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu “menggembalakan” makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu,kenapa “Blimbing” ? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa “Penekno” ? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.

Lunyu lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. 
Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.

Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. 
Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa“.

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. 
Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. 
Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.

Yo surako surak hiyo. 
Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai “mari kita terapkan syariat Islam” sebagai tanda kebahagiaan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25). 

Semoga makin istiqomah untuk selalu belajar..doakan saya yah teman :)

 

Selasa, 07 Oktober 2014

Pribadi Yang Berubah

Terinsipirasi dari video Letter To Godnya Marshanda...saya bikin tulisan ini. Tulisan bukan tentang kegaulauan, namun tulisan tentang apa yang sedang saya alami saja.

Sebuah sunnatullah ketika manusia itu cepat berubah, cepat berubah dalam hal pikiran, kata dan juga tindakan. Dan sebuah hal yang bukan biasa pula apabila diri saya ini mulai berubah. Mulai memikirkan hal-hal yang lain. Mulai mementingkan Tuhan diatas segala-galanya dalam hidup saya. Mulai tidak lagi menilai dan diam terhadap apapun yang terjadi di sekitar saya. Memulai untuk tidak menilai apapun yang terjadi dalam hidup saya juga. 

  


PRIBADI YANG BERUBAH 

Sekiranya bukan diri ini yang menghendaki untuk berubah. Namun lingkungan, lingkungan dan keadaan yang membuat saya berpikir dan berpikir untuk bisa berubah. Meninggalkan dan ditinggalkan itu sudah menjadi hal yang biasa. Tidak usah ditakuti. Kehilangan teman, sahabat, kawan, tetangga atau keluarga sudah menjadi hal yang lumrah. Namun ketika saat ini saya memulai untuk meninggalkan semuanya, dan hanya menuju pada kebaiakan Rabbku dan keluargaku. Jangan nilai saya...jangan!!!!

Kelak kalian semua akan paham atas pilihan saya, atas segala hal yang saya lepas saat ini. Hanya Rabbku semata tujuan hidup ini, terima kasih atas waktu yang lama dalam kita bercengkerama, tertawa, bahagia susah dan sedih bersama. Namun untuk kembali lagi...hati ini sudah tertambat kepada pilihan saya dan Rabbku. Terima kasih atas semuanya...

Terima kasih atas lingkungan dan keadaan yang akhirnya bisa membuat saya membuka mata dan hati saya, bahwa segala-galanya memang lah yang terpepnting itu Tuhan. Terima kasih,,,karena setiap keadaan pasti ada hikmahnya. Setiap keadaan tidak perlu disesali tapi cukup disyukuri. 

Terima kasih sahabat.... 


Sekiranya itu tulisan saya...kelak akan ada tulisan tulisan lagi. Break dulu yah..dhuha dulu :)