Halaman

Rabu, 03 September 2014

MEMAHAMI MUSIBAH YANG TERJADI



Akibat bercandaan lalu jatuh semuanya gubrakkk…hahahah ya tidak ada suara gubraknya sih pas jatuh dari sepeda. Itu yang saya alami beberapa hari yang lalu jatuh dari sepeda bersama kawan saya. Sakit…??? Sakit pakai banget. Jaket dibagian siku saya robek, siku berdarah. Leher kebentur cukup sakit juga. Dan oh..my god, selangkangan ini sakit semua akibat kena stang sepeda. Esoknya mulai muncur ungu-ungu (memar) banyak sekali :(.
 
Namun yang bikin sedih tidak hanya sakit yang saya rasakan. Melihat kawan saya juga terjatuh dan kepalanya terbentur sedih sekali, sedih yang menyalahkan diri saya. Seandainya saya tidak melakukan hal itu. Seandainya saya bisa nyepeda anteng, namun apa dikata. Dia juga harus merasakan jatuh. Tapi dibalik itu ada perkataan yang membuat saya sakit,,,,ada  yang menyebutkan bahwa saya sengaja melakukan hal itu. What…damn sekali. Bagaimana bisa saya melakukan hal itu, duh hal itu tidak masuk diakal. Kalau saya ingin mencelakai seseorang akan saya lakukan kepada orang yang saya benci dan telah menyakiti saya. Tapi ini kawan saya sendiri, ga mungkin lah. 

Belajar dari itu semua,,,saya belajar sabar ikhlas dan mengoreksi diri saya sendiri. Belajar bahwa ternyata sikap orang kepada kita tidak seperti gambaran awal yang telah kita buat. Sketsa hanyalah sketsa. Ada untungnya peristiwa itu terjadi saya bersyukur sekali akan hal itu. Pertama bersyukur saya masih diberi umur untuk bisa hidup di dunia ini, karena saat itu persis saya jatuh di depan mobil, ahh meleset sedikit saya pasti sudah tidak didunia ini. Bersyukur bahwa teman saya juga tidak apa-apa. Dibalik itu saya belajar soal semua ini, bahwa jangan memberikan atensi yang berlebihan kepada masalah orang lain, karena kelekatan yang terlalu melekat kadang akan menjadi boomerang bagi diri saya sendiri. 

Intinya saya bersyukur bahwa Tuhan sayang kepada saya, saya tidak peduli banyak orang yang membenci saya atau menyalahkan atas kebodohan saya. Saya hanya meminta maaf kepada Tuhan, dan berjanji akan lebih baik lagi. Karena saya sadar betapa kematian itu sangat dekat dengan kita. Jadi kalau Tuhan ingin memberikan kematian saya ingin kematian yang terbaik, menghadapNYA dengan cara yang terbaik. Dan semoga persiapan yang terbaik pula yang kelak akan saya bawa untuk kematian saya. 

Jadi buat diri-diri yang tersakiti atas perilaku saya saat ini. Maafkan saya ikhlaskan segala dosa dan perbuatan saya ya. Semoga Allah membukakan pintu hati kalian agar bisa memaafkan diri saya yang penuh khilaf dan dosa. Insyallah atas izin Allah semoga saya bisa terus menerus memperbaiki diri saya. Buat yang selalu support saya saat saya terpuruk terima kasih sekali, hanya Allah yang bisa membalas kebaikan kalian. Saya hanya punya doa untuk kalian semua. 

aku sayang kalian semua 
anisa yang penuh khilaf dan dosa