Waktu itu lagi asyik,,sore sore cerita ke abang saya tentang, kegiatan saya saat Merthi Kutha #2 kemarin, bersih-bersih rumah cagar budaya dari aksi corat coret. Nah,,,tiba tiba dia cerita soal monyet. Ini dia kisahnya.....
Di sebuah pulau kecil di Jepang..
beberapa peneliti melakukan percobaan.. seekor monyet diberi ketela rambat,
diapun tidak mau memakannya karena ada rasa dan bau tanah pada ketela rambat
itu.. hal yang sama dilakukan pada monyet2 lainnya.. reaksinyapun sama.. sampai
akhir monyet2 yang di pinggir pantaipun diberi ketela rambat yang sama.. ya
pastilah, reaksinyapun sama..
Sampai seekor monyet kecil bermain
bersama seorang peneliti dengan menggunakan ketela rambat itu, dan sang
peneliti melemparkannya ke air laut.. berlari ke sana untuk mengambilnya..
bermain dan mencuci ketela rambat itu dengan air laut.. lalu mencicipinya..
wow, tidak ada lagi rasa dan bau tanah.. malah rasa manis dari ketela rambat
itu benar-benar membuatnya ketagihan.. diapun mengambil ketela rambat
lainnya.. mencucinya.. dan memakannya..
Induknyapun melihat ulah si monyet
kecil.. mendekatinya.. dan menirunya.. wow.. 2 ekor monyet inipun jadi asyik
terlibat dalam proses.. mencuci ketela rambat dengan air laut dan
menikmatinya.. saudara-saudara monyet kecil ini melihat perilaku induk dan
saudaranya itu.. merekapun meniru.. mencuci ketela rambat dengan air laut
dan menikmatinya.. perilaku keluarga monyet inipun mulai mengusik
kelompoknya.. merekapun mulai ikut-ikutan melakukannya.. dan hal inipun
mulai menjadi hal yang wajar.. bahwa untuk bisa menikmati ketela rambat yang
bau dan rasa tanah itu sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air laut..
Perilaku inipun mulai menyebar
hampir ke seluruh pulau kecil itu .. tiba-tiba saja, monyet yang diberi ketela
rambat, langsung mencucinya dengan air laut dan menikmatinya.. percobaan inipun
dilanjutkan ke pulau2 kecil yang berjarak cukup jauh dari pulau pertama ini..
para penelitipun mulai memberikan ketela rambat dalam sebuah wadah di dekat
pohon di tepi pantai.. monyet2 yang tadinya di atas pohon, melihat hal itu, dan
langsung menyerbunya karena memang mereka sangat kelaparan.. mengambilnya.. dan
berlari membawanya ke air laut.. mencucinya.. dan menikmatinya..
Dalam keilmuan morphic field
resonance.. fenomena yang dikenal dengan sebutan 100th Monkey Effect..
hundredth monkey effect.. bisa dikatakan sebagai berikut :
" Ketika sebuah perilaku dilakukan oleh satu makhluk hidup,
dan disaksikan oleh makhluk lain yang punya kedekatan emosional.. maka saat itu
tanpa sadar terjadi proses neuro mirroring di antara mereka.. dan makin banyak
peniru perilaku ini terbentuk.. proses ini menyebabkan field atau medan energy
di sekitar mereka memiliki intensitas vibrasi perilaku itu makin lama makin
menguat.. dan ketika mencapai intensitas tertentu, yang dianggap oleh para
peneliti di atas dengan bergabungnya monyet ke 100 yang berperilaku tersebut,
maka vibrasi ini menjadi sebuah vibrasi yang beresonansi.. menyebar melewati
batas geografis wilayah hidup makhluk itu dan mempengaruhi makhluk2 lain yang
sejenis untuk berperilaku yang sama.. dan inipun dianggap sebagai perilaku yang
wajar di kelompok spesies mereka."
Tak jarang kita temui hal serupa
dalam kehidupan bermasyarakat kita.. contoh sederhana, memakai helm saat naik
motor.. pada saat awal proses sosialisasi dulu, banyak sekali penolakan dan
alasan yang bahkan sangat masuk akal seperti kulit kepala yang alergi karena
kepanasan di dalam helm, dan sebagainya.. tapi ketika jumlah pemakai helm yang
sadar.. bahwa memang perlu menggunakan helm demi keselamatan mereka.. mencapai
jumlah tertentu di mana intensitas vibrasi nya cukup kuat untuk menjadi
kesadaran kolektif (collective consciousness) .. maka memakai helm saat berkendaraan
motor nampak menjadi sesuatu yang wajar.. bahkan ketika orang beli motor
barupun akan meminta bonus helm sebagai perlengkapan standar dalam berkendaraan
motor tersebut..
Sayangnya.. morphic field resonance
ini sangat netral sifatnya.. perilaku baik atau buruk.. yang memberdayakan atau
yang merugikan.. semuanya akan terjadi sama persis.. pemberitaan yang akhirnya
melibatkan emosi banyak orangpun akan memicu efek yang sama.. tak usahlah saya
ingatkan kembali contoh-contoh nyata yang telah terjadi di sekitar kita..
perilaku berpakaian, pola makan, gaya hidup.. bahkan sampai batas yang tadinya
dianggap tidak layakpun akhirnya menjadi layak..
Menyadari hal ini.. banyak orang
mulai mengkampanyekan hal-hal yang diharapkan akan mempengaruhi awareness
atau kesadaran sebagian besar untuk membawa kehidupan global inipun menjadi
lebih baik.. untuk kita.. dan generasi berikutnya.. dan melalui tulisan ini,
saya ingin mengajak anda untuk lebih menyadari.. berjeda sejenak sebelum
bereaksi.. sehingga bisa memilih respon yang lebih baik..
bukan cuma untuk anda pribadi.. tapi juga untuk collective consciousness itu
sendiri.. jangan sampailah kita menjadi monyet ke 100 yang membuat sebuah
vibrasi perilaku yang tidak memberdayakan menjadi hal yang akhirnya dianggap
sebagai perilaku "normal" umat manusia..
_/|\_
salam
let's make the world become a better
place..
#morphic.field.resonance
#life.is.a.vibration.game
( Artikel ini didapat dari teori Mahakosmos, semua orang bisa mengunduh membaca dan menyerbakannya)
Lalu pertanyaan saya mulai muncul? Monyet ke 100,,,jawaban abang saya, jangan jadi monyet ke 100, yang bergerak setelah orang lain bergerak. But be like the little monkey, move as soon as you can.( Abang saya memang suka bahasa enggres dirumah agak gaya, tapi katanya untuk belajar hahahah). Jadi dia sangat mendorong saya untuk selalu terlibat dalam hal-hal positif, demi merubah suatu keadaan yang buruk menjadi sediki baik.
Artikel ini sangat memicu saya, untuk selalu lebih peduli, dan sebagai youth (generasi muda) semoga tetap istiqomah, bergerak dan pantang mundur. Seperti salam di akhir artikel ini
let's make the world become a better
place..
1 komentar:
bolehkah saya bertanya lebih jauh tentang teori ini, saya sangat membutuhkannya untuk penelitian saya
Posting Komentar